Yogyakarta, 13 November 2023 - Kwarda XII Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berkedudukan di Bumi Mataram, tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya para Pramuka, tetapi juga melambangkan keberanian, semangat pengabdian, dan warisan sejarah dari Pangeran Mangkubumi, pendiri Bumi Mataram Yogyakarta.
Bumi Mataram, sebagai peninggalan Pangeran Mangkubumi, memiliki makna sejarah yang dalam bagi rakyat DIY. Sejarah berdirinya Yogyakarta mencerminkan perjuangan rakyat yang dipimpin oleh pemimpin dan gusti di atas segala pengorbanan, melawan musuh yang berangkara murkaan.
Pramuka se-Daerah Istimewa Yogyakarta dengan bangga mewarisi semangat dan tekad para leluhurnya. Mereka bertekad untuk mempertahankan, memelihara, memupuk, dan menjaga jiwa Pangeran Mangkubumi sebagai pemimpin dan pembangun DIY. DIY yang kini tak terpisahkan dari wilayah Negara Kesatuan Indonesia, menjadi bekal bagi Pramuka dalam menjalankan kewajiban membangun negara menuju kemuliaan dan kebahagiaan bagi seluruh bangsa Indonesia.
Ketetapan hati Pramuka dari Kwarda XII DIY tertulis pada lambangnya, menjadi lencana yang penuh makna bagi wilayah ini. Lambang tersebut terdiri dari perisai berbentuk bunga "padma" yang melambangkan keindahan dan kekuatan, serta tugu berwujud tugu kota Yogyakarta dengan badan atap dan puncak tugu terdiri di atas alas bersusun lima melambangkan dasar negara kita.
Sayap garuda mengembang di kanan dan kiri tugu, mendukung tugu dengan sikap yang kokoh. Sayap terdiri dari tiga susunan berjumlah 15 buah, 2-3-10, yang melambangkan pembagian wilayah. Pita terletak di atas tugu dan di bawah tugu, mendukung sayap, dengan tulisan "Yogyakarta - Mangkubumi."
Kedua sayap Garuda di sebelah kanan dan kiri tugu melukiskan adanya putra dan putri di dalam Gerakan Pramuka dengan kedudukan sederajat, sayap yang mengembang adalah tanda siap-siap, dari setiap Pramuka dalam gerak langkah yang dinamis tanpa meninggalkan susila dan wirama.
Arti keseluruhan lambang mencerminkan harapan agar semangat Pangeran Mangkubumi dapat menginspirasi setiap Pramuka dalam pengabdian mereka, khususnya di masa membangun menuju kemuliaan, kebahagiaan, serta kesejahteraan nusa, bangsa, dan dunia pada umumnya.
Lambang Kwarda XII DIY bukan hanya sebuah gambar, tetapi karya seni yang melibatkan kreativitas dari dua andalan Kwarda XII DIY, yaitu Kak Himodigdoyo dan Kak Tino Sidin. Gambar lambang diciptakan oleh Kak Tino Sidin, sementara arti dan maknanya disusun oleh Kak Himodigdoyo pada tahun 1971. Lambang ini menjadi simbol pengabdian, semangat, dan kebanggaan Pramuka Kwarda XII DIY dalam menjalankan peran mereka di masyarakat.
(*bp)
Posting Komentar